Daging kambing menjadi hidangan favorit masyarakat Indonesia saat Hari Raya Idul Adha tiba. Tradisi penyembelihan kambing sebagai hewan qurban yang kemudian dagingnya dibagikan ke banyak orang membuat konsumsi daging kambing sangat umum. Namun, ketika bicara soal kesehatan, banyak yang bertanya-tanya: antara daging kambing dan daging sapi, mana yang lebih baik dari segi kandungan kolesterol dan kesehatan?
Secara kandungan nutrisi, daging kambing dan sapi memang memiliki kadar kolesterol yang cukup mirip. Namun, biasanya daging sapi cenderung memiliki kolesterol yang sedikit lebih rendah, tergantung pada jenis potongan dan cara pengolahannya. Menurut data, dalam setiap 100 gram daging sapi terkandung sekitar 90 mg kolesterol, sementara pada daging kambing kadarnya sedikit lebih tinggi, yaitu 97 mg per 100 gram.
Perlu diingat bahwa baik daging kambing maupun sapi termasuk ke dalam kategori daging merah yang secara alami mengandung lemak jenuh dalam jumlah cukup tinggi. Lemak jenuh ini dapat memicu peningkatan kadar kolesterol dalam darah apabila dikonsumsi secara berlebihan. Oleh sebab itu, cara pengolahan daging sangat berpengaruh terhadap seberapa sehat hidangan tersebut, terutama bagi orang yang memperhatikan kesehatan jantung dan kadar kolesterol.
Untuk mengurangi kandungan lemak jenuh dalam daging kambing, ada beberapa trik yang bisa diterapkan. Pertama, pilihlah potongan daging kambing yang minim lemak, seperti bagian paha atau pinggang. Kedua, sebelum proses memasak, sebaiknya buang lemak yang tampak pada daging agar tidak ikut termakan. Ketiga, cara memasak yang efektif untuk mengurangi lemak adalah dengan memanggang daging kambing menggunakan panggangan terbuka. Saat dipanggang, lemak pada daging akan mencair dan menetes, sehingga lemak berlebih tidak ikut masuk ke dalam daging matang.