Selain itu, dukungan sosial juga bisa bersifat instrumental, seperti bantuan fisik atau material yang diperlukan saat seseorang menghadapi kesulitan, misalnya dalam bentuk menerima bantuan finansial atau dukungan praktis dalam menyelesaikan masalah sehari-hari. Terakhir, dukungan informasi meliputi berbagi pengetahuan dan nasihat yang bermanfaat untuk menyelesaikan masalah tertentu. Dalam hal ini, informasi yang tepat dapat membantu seseorang untuk membuat keputusan yang lebih baik dan menghadapi situasi sulit dengan lebih percaya diri.
Riset menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki hubungan sosial yang kuat cenderung memiliki risiko lebih rendah untuk mengalami masalah kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan. Dalam konteks ini, peran dukungan sosial sebagai faktor pelindung sangat dibutuhkan. Ketika seseorang merasa terhubung dengan orang lain, ia memiliki kapasitas yang lebih baik untuk mengatasi tantangan hidup. Keterlibatan dalam aktivitas sosial juga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kepuasan secara keseluruhan, yang berkontribusi pada kesehatan emosional yang lebih baik.
Namun, tidak semua bentuk dukungan sosial memiliki dampak yang sama. Ada kalanya dukungan yang diberikan oleh orang-orang terdekat justru bisa menjadi beban, terutama jika seseorang merasa tertekan untuk memenuhi harapan yang diberikan. Oleh karena itu, penting untuk menemukan bentuk dukungan yang sesuai dan saling melengkapi. Komunikasi yang terbuka dan jujur dapat membantu dalam mengoptimalkan peran dukungan sosial dalam kesehatan emosional.