Tampang

Jarang Diketahui! Alergi Sperma Bisa Sebabkan Gatal Hingga Sulit Bernapas: Begini Penjelasan Medisnya

26 Jun 2025 12:11 wib. 49
0 0
Jarang Diketahui! Alergi Sperma Bisa Sebabkan Gatal Hingga Sulit Bernapas: Begini Penjelasan Medisnya
Sumber foto: iStock

Menurut Michael Carroll, pakar ilmu reproduksi dari Manchester Metropolitan University, pria dengan POIS bisa merasakan gejala seperti flu ringan, nyeri otot, kelelahan ekstrem, hingga kabut otak beberapa saat setelah ejakulasi. Walau penyebab pastinya masih diteliti, para ahli menduga ini adalah reaksi autoimun terhadap komponen dalam sperma sendiri.

Untuk diagnosisnya, biasanya dilakukan uji kulit menggunakan sperma pasien sendiri. Jika timbul reaksi alergi lokal, bisa jadi pasien mengalami POIS atau bentuk lain dari hipersensitivitas terhadap plasma mani.


Alergi Sperma: Pertama Kali Diakui Sejak 1967

Kasus alergi terhadap sperma pertama kali didokumentasikan pada tahun 1967, ketika seorang wanita dilarikan ke rumah sakit karena mengalami reaksi alergi parah setelah berhubungan seks. Sejak saat itu, kondisi ini diklasifikasikan sebagai alergi tipe 1—kategori yang sama seperti alergi terhadap kacang, serbuk sari, atau bulu hewan.

Sampai tahun 1997, hanya ada kurang dari 100 kasus alergi sperma yang dilaporkan di seluruh dunia. Namun, studi yang dilakukan oleh ahli alergi Jonathan Bernstein menunjukkan bahwa dari sejumlah wanita yang mengalami gejala setelah berhubungan seksual, sekitar 12% menunjukkan kemungkinan besar mengalami hipersensitivitas terhadap plasma mani.


Apakah Alergi Sperma Bisa Mempengaruhi Kesuburan?

Pertanyaan penting yang sering muncul adalah: apakah alergi sperma menyebabkan infertilitas? Jawabannya tidak secara langsung. Namun, reaksi alergi yang ditimbulkan bisa menghambat proses pembuahan, karena menyebabkan rasa nyeri atau ketidaknyamanan yang membuat hubungan seksual menjadi sulit dilakukan secara konsisten.

Pengobatan alergi biasanya melibatkan antihistamin profilaksis, yaitu obat antialergi yang dikonsumsi sebelum terpapar alergen. Selain itu, dokter juga bisa menyarankan terapi desensitisasi, yaitu paparan bertahap terhadap plasma mani yang telah diencerkan untuk melatih tubuh agar tidak bereaksi berlebihan.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?