Tampang

Dampak Kurangnya Literasi Baca pada Kesehatan Mental: Menggali Efek Negatif Terlupakan dari Kebiasaan Kurang Membaca

18 Jun 2024 08:25 wib. 46
0 0
Dampak Kurangnya Literasi Baca pada Kesehatan Mental
Sumber foto: Google

Pentingnya literasi baca tidak hanya terkait dengan peningkatan keterampilan akademik, tetapi juga memiliki dampak yang mendalam pada kesehatan mental seseorang. Sayangnya, kurangnya literasi baca sering kali diabaikan sebagai faktor risiko bagi kesejahteraan mental. Mari kita telaah lebih jauh tentang bagaimana kebiasaan kurang membaca buku dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang.

 Keterbatasan Ekspresi Diri
Membaca buku bukan hanya tentang mengkonsumsi kata-kata, tetapi juga tentang memahami dan merenungkan makna di baliknya. Ketika seseorang kurang membaca, mereka cenderung memiliki keterbatasan dalam memahami dan mengekspresikan diri mereka sendiri. Keterampilan ekspresi diri yang terbatas dapat menyebabkan perasaan frustrasi, kesepian, dan kecemasan yang berkontribusi pada penurunan kesehatan mental.

 Ketidakmampuan Mengelola Stres
Membaca buku seringkali dianggap sebagai cara yang efektif untuk mengurangi stres. Ketika kita tenggelam dalam cerita, kita dapat melupakan masalah sehari-hari dan merasa lebih tenang. Namun, bagi mereka yang kurang membaca, mereka mungkin tidak memiliki alat pengelolaan stres ini. Akibatnya, mereka lebih rentan terhadap dampak negatif stres, seperti kelelahan, depresi, dan bahkan gangguan tidur.

 Kurangnya Daya Imajinasi dan Kreativitas
Membaca buku memperluas imajinasi dan kreativitas seseorang dengan memperkenalkan mereka pada berbagai konsep dan ide. Ketika seseorang kurang membaca, daya imajinasi dan kreativitas mereka dapat terhambat. Ini dapat menyebabkan perasaan kebosanan dan kekosongan dalam pikiran, yang pada gilirannya dapat berkontribusi pada penurunan kesehatan mental.

<12>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Anda Setuju dengan TAPERA? Semua Pekerja di Indonesia, Gajinya dipotong 3%