Tampang

BiVACOR: Jantung Buatan Revolusioner yang Mengubah Masa Depan Transplantasi

14 Mar 2025 22:04 wib. 31
0 0
BiVACOR: Jantung Buatan Revolusioner yang Mengubah Masa Depan Transplantasi
Sumber foto: iStock

"Saya ingin memastikan bahwa warga Australia juga dapat merasakan manfaat dari penemuan ini tanpa harus menunggu," kata Timms, yang sangat berambisi agar inovasi ini tidak hanya berkembang di luar negeri.

Pasien pertama yang menerima BiVACOR adalah seorang pria berusia 40-an dari New South Wales. Ia berhasil hidup dengan jantung buatan tersebut selama lebih dari 100 hari sebelum akhirnya berhasil mendapatkan donor jantung yang compatible. Proses transplantasi jantungnya pun berjalan dengan sukses, dan kini ia sedang menjalani masa pemulihan di rumah.

Sebelumnya, banyak pasien gagal jantung yang kehilangan nyawa karena tidak mendapatkan donor jantung tepat waktu. "Sekitar 25% dari pasien yang menunggu transplantasi biasanya meninggal dunia. Namun, dengan adanya perangkat seperti BiVACOR, situasi ini mulai berubah," ujar Dr. Jansz, menyoroti pentingnya inovasi tersebut dalam menyelamatkan nyawa.

Dengan proyeksi bahwa dalam dua hingga tiga tahun ke depan penggunaan jantung buatan ini akan lebih umum, tantangan utama yang dihadapi saat ini adalah mempercepat produksi BiVACOR. “Kami sangat perlu untuk meningkatkan jumlah produksi perangkat ini. Saat ini, kami sedang bekerja keras untuk meningkatkan kapasitas agar bisa memenuhi kebutuhan dengan cepat,” imbuh Timms.

Ekspansi lebih lanjut dari teknologi ini terlihat dalam rencana untuk mengimplementasikan empat perangkat BiVACOR tambahan tahun ini. Ini dilakukan melalui program Artificial Heart Frontiers yang dipimpin oleh Monash University. Dengan berat hanya sekitar 650 gram, BiVACOR sangat compact sehingga cukup untuk diimplan pada tubuh anak berusia 12 tahun. Pasien yang menggunakan perangkat ini juga melaporkan bahwa mereka merasakan kenyamanan dan bahkan tidak merasa ada benda asing di dalam tubuh mereka.

Salah satu fitur utama dari jantung buatan ini adalah sumber energinya, yang berasal dari baterai eksternal yang dapat diisi ulang. Saat ini, baterai tersebut perlu diganti setiap empat jam, namun para peneliti berharap bahwa di masa depan, pasien akan memiliki kemampuan untuk mengisi daya jantung buatan secara nirkabel, mirip dengan teknologi pengisian daya ponsel yang semakin umum saat ini.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?