3. Bigeye Tuna atau Tuna Mata Besar (0,689 ppm)
Jenis tuna ini memiliki bentuk memanjang dan kekar, dengan ukuran tubuh yang bisa mencapai dua meter lebih. Rasanya memang lezat dan sering dijadikan bahan utama dalam makanan Jepang, tetapi tingginya kandungan merkuri menjadikannya salah satu ikan yang perlu dihindari.
4. Lobster (0,166 ppm)
Sebagai salah satu makanan laut mewah yang banyak digemari, lobster memang menggoda. Namun, lobster termasuk seafood yang memiliki kadar merkuri sedang. Konsumsinya harus dikendalikan, terutama untuk kelompok yang rentan terhadap logam berat.
5. Swordfish atau Ikan Todak (0,995 ppm)
Ikan ini dikenal dengan daging tebal dan rasa gurih yang nikmat, kerap disajikan dalam bentuk steak. Sayangnya, ikan todak termasuk dalam kategori ikan dengan kandungan merkuri tinggi, hampir mendekati 1 ppm, sehingga konsumsinya harus sangat dibatasi.
6. Hiu (0,979 ppm)
Meski jarang ditemukan di menu sehari-hari, daging ikan hiu tetap dikonsumsi di beberapa daerah dan restoran. Namun, predator laut ini juga termasuk dalam daftar ikan dengan merkuri tinggi. Konsumsi daging hiu bisa meningkatkan risiko akumulasi logam berat dalam tubuh.
7. Tilefish atau Ikan Jabad (1,123 ppm)
Tilefish merupakan salah satu ikan dengan kadar merkuri tertinggi dalam daftar ini. Hidupnya yang panjang memungkinkan logam berat menumpuk dalam tubuhnya. Oleh karena itu, konsumsi ikan ini sebaiknya dihindari, apalagi oleh ibu hamil dan anak-anak.
8. Orange Roughy (0,571 ppm)
Ikan ini hidup di kedalaman laut dan memiliki umur yang sangat panjang, bahkan bisa mencapai 150 tahun. Kondisi tersebut membuatnya rentan menyerap merkuri dalam jangka waktu yang lama. Walau jarang dikenal di Indonesia, orange roughy dijual di berbagai pasar global.