Namun, penting untuk diingat bahwa diet ini tidak cocok untuk semua orang. Individu dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes atau gangguan makan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai diet ini. Selain itu, wanita hamil atau menyusui juga perlu berhati-hati sebelum mengikuti program puasa ini.
Selama periode makan, kualitas makanan yang Anda konsumsi sangat penting. Mengikuti prinsip nutrisi yang baik dengan mengonsumsi makanan kaya akan nutrisi, serat, dan protein akan membantu Anda merasa kenyang lebih lama. Sebaliknya, makan makanan olahan atau tinggi gula dapat menghambat bentuk tubuh yang Anda inginkan, dan bahkan dapat menyebabkan efek yoyo pada berat badan.
Bagi banyak orang, salah satu tantangan terbesar dalam memulai diet intermittent fasting adalah mengatasi rasa lapar. Pada awalnya, mungkin Anda akan merasa tidak nyaman dengan jadwal makan yang baru. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak orang melaporkan bahwa tubuh mereka beradaptasi dan rasa lapar berkurang. Ketekunan dan konsistensi menjadi kunci keberhasilan dalam mengikuti diet ini.
Di samping itu, tingkat hidrasi juga penting saat menjalani intermittent fasting. Selama periode puasa, mengonsumsi air mineral, teh tanpa kafein, atau kopi hitam tanpa gula dapat membantu mengurangi rasa lapar. Dehidrasi dapat membuat Anda merasa lelah dan lemas, sehingga memperburuk pengalaman puasa Anda.