Menurut Institut Diabetes Nasional AS dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal, batu ginjal muncul setelah penumpukan mineral di urine pasien.
Dalam beberapa kasus, kerikil kecil yang padat melewati saluran kemih tanpa gejala, sementara orang lain mengalami darah di urin bersama rasa sakit yang tajam di punggung, samping, perut bagian bawah atau selangkangan.
Tasian mencatat bahwa selama tiga dekade terakhir, insiden batu ginjal telah melonjak sebesar 70 persen, sebagian besar di antara anak-anak dan remaja.
Para ahli tidak jelas mengapa. Tapi penelitian sebelumnya telah menyebutkan hubungan yang mungkin dengan gangguan dalam susunan bakteri (microbiome) dari saluran usus dan saluran kencing, yang sering dipicu oleh antibiotik.
Dan resep antibiotik semakin umum. Sebagaimana dicatat para peneliti, pada tahun 2011, para dokter Amerika menetapkan 262 juta program antibiotik, dengan wanita dan anak-anak membentuk kumpulan penerima terbesar.
Dengan itu dalam pikiran, peneliti menggunakan data perawatan kesehatan Inggris untuk mengisolasi kasus batu ginjal di antara jutaan pasien yang dirawat oleh 641 praktisi perawatan kesehatan umum antara tahun 1994 dan 2015. Sekitar 26.000 pasien batu ginjal diidentifikasi.
Tim kemudian memeriksa apakah salah satu dari pasien ini telah diresepkan salah satu dari 12 kelas antibiotik oral yang berbeda dalam tiga sampai 12 bulan menjelang batu ginjal mereka.
Kerangka waktu yang panjang ini dipilih karena batu ginjal bisa berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan untuk terbentuk.
Risiko batu ginjal terbesar dalam tiga sampai enam bulan setelah rejimen antibiotik, sebelum ratcheting turun selama tiga sampai lima tahun berikutnya.