Waktu berjalan dan berjalan lagi. Hingga akhirnya setelah melalui beberapa kali pergantian kelas, pergantian pelajaran...pergantian ‘kepusingan’, pergantian kebahagiaan, dan pergantian lainnya, akhirnya kelas telah usai. Tuntaslah waktu di mana ia telah belajar banyak hal yang bahkan tak terhitung pelajaran yang ia telah dapatkan. Dari kelas ia belajar sabar, dari kelas ia belajar marah, dari kelas ia belajar tertawa, dan dari kelaslah juga ia belajar bagaimana bisa belajar.
Kelas pertama mungkin telah usai begitu pula dengan kelas ke dua, ada kelas mulai setelah kelas usai, begitu berlanjut. Dan di tahun ke sekiannya, seringnya kelas terasa hampir usai... . Namun, dalam ‘kehampiran’ usai tersebut, dia tak ingin jika kelasnya berlalu begitu saja. Karena ia khawatir kelas akan usai tanpa ia sadari.
Mungkin tidak semua orang menjadi guru dan memiliki kelas dengan murid di dalamnya. Namun, kita semua punya kelas! Kelas kita sendiri, kelas yang juga sama bermatapelajaran di dalamnya. Bagaimana kita menghadirinya, bagaimana kita menikmatinya, bagaimana kita memaknainya, bagaimana kita nanti ingin melihat ‘rapot’ dari kelas-kelas yang kita hadiri dalam kehidupan ini. Ya, kita semua punya kelas kehidupan. Kelas kehidupan dengan pelajaran yang mungkin berbeda bagia tiap ‘muridnya’. Pikirkan, kita ingin mendapatkan rapot seperti apa kelak? Oh iya, jangan lupa tentunya rapot pasti akan mencatatkan bagaimana kita selama menghadiri kelas kehidupan ini. Ingin seperti apa rapotmu kelak? Pikirkan dan bertindaklah sebelum kelasmu usai...