Pernikahan sering kali dianggap sebagai penopang utama kesehatan mental dan fisik di usia tua. Namun, hasil dari sebuah penelitian terbaru justru menyuguhkan fakta mengejutkan yang berlawanan dengan anggapan umum tersebut. Studi berskala besar yang dilakukan oleh Florida State University mengungkap bahwa orang yang tidak menikah atau yang pernah mengalami perceraian justru cenderung memiliki risiko lebih rendah mengalami demensia, khususnya Alzheimer.
Temuan ini diangkat oleh PsyPost pada Senin (5 Mei 2025), berdasarkan data yang dikumpulkan dari lebih dari 24.000 peserta di Amerika Serikat. Semua peserta tidak mengidap demensia saat awal penelitian dan mereka diikuti secara berkala selama hampir 20 tahun untuk memantau perkembangan kondisi kognitif mereka. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana status pernikahan dapat memengaruhi risiko terkena demensia di kemudian hari.
Siapa yang Justru Paling Berisiko Rendah?
Secara mengejutkan, di tahap awal analisis, kelompok yang tidak berada dalam status pernikahan permanen – seperti yang belum pernah menikah, yang telah bercerai, maupun yang menjadi duda atau janda – menunjukkan tingkat risiko demensia yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang menikah.
Namun ketika peneliti mulai menyaring hasil berdasarkan faktor lain yang dapat memengaruhi kesehatan otak seperti kebiasaan merokok, tingkat depresi, dan gaya hidup lainnya, hanya dua kelompok yang tetap mempertahankan risiko demensia yang lebih rendah secara signifikan: yaitu mereka yang belum pernah menikah sama sekali dan mereka yang bercerai.
Alzheimer vs Demensia Vaskular: Mana yang Lebih Terpengaruh?
Menariknya, kaitan antara status pernikahan dan risiko demensia ini paling konsisten terlihat pada jenis demensia Alzheimer, yang merupakan tipe paling umum, dibandingkan dengan demensia vaskular yang lebih jarang terjadi. Alzheimer menyerang fungsi memori, pemikiran, dan perilaku, sedangkan demensia vaskular lebih berkaitan dengan gangguan aliran darah ke otak.