Bagi mereka yang IQ-nya tidak tinggi, Christine menyarankan untuk mengeksplorasi minat atau kemampuan yang paling menonjol, kemudian mengembangkannya menjadi spesialisasi yang baik. "Jika seseorang memiliki bakat dalam bidang tertentu, mereka harus didorong untuk meningkatkan kemampuan tersebut," ungkapnya. Misalnya, jika ada anak yang memiliki IQ di bawah rata-rata namun memiliki kemampuan luar biasa dalam bermain basket, fokuskan upaya untuk mengasah keterampilannya agar menjadi lebih mahir.
Christine menggarisbawahi bahwa sejak usia dini, individu sudah seharusnya distimulasi untuk mengembangkan kelebihan yang dimiliki. Hal ini akan membantu mereka bersaing di dunia yang semakin kompetitif akibat perkembangan teknologi. Dengan kata lain, meski individu tersebut memiliki IQ yang tidak tinggi, bukan berarti mereka tidak bisa bertahan dan berprestasi dalam dunia modern ini. Namun, usaha yang diperlukan mungkin akan lebih besar dibandingkan dengan mereka yang memiliki IQ tinggi.
Dengan demikian, penting bagi pendidikan dan lingkungan keluarga untuk menciptakan suasana yang mendukung pengembangan baik IQ maupun grit, sehingga anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang utuh dan berdaya saing tinggi di masa depan.