Tampang

Makan Lebih Baik, Hidup Lebih Lama? Perubahan Makanan Kecil Membuat Perbedaan

13 Jul 2017 21:02 wib. 2.280
0 0
Makan Lebih Baik, Hidup Lebih Lama? Perubahan Makanan Kecil Membuat Perbedaan

Untuk penelitian tersebut, para peneliti menganalisis data dari sekitar 48.000 wanita, berusia 30 sampai 55, dan sekitar 26.000 pria, berusia 40 sampai 75 tahun. Para wanita tersebut adalah semua peserta dalam Studi Kesehatan Perawat, dan orang-orang tersebut terdaftar dalam Health Professionals Follow. -Up Study. Keduanya adalah penelitian jangka panjang yang menyelidiki faktor risiko penyakit kronis.

Semua peserta menyelesaikan kuesioner komprehensif pada awal penelitian dan setiap empat tahun kemudian selama periode 12 tahun. Kuesioner ini meminta setiap peserta untuk menunjukkan seberapa sering, rata-rata mereka makan makanan tertentu selama tahun lalu.

Para periset membandingkan data dari kuesioner masing-masing peserta untuk melihat bagaimana penumpukannya terhadap tiga rencana makan sehat yang direkomendasikan oleh Pedoman Diet 2015 untuk orang Amerika. Mereka menghitung tiga skor diet dengan menggunakan informasi ini, dengan skor lebih tinggi menunjukkan bahwa diet seseorang lebih sesuai dengan makanan yang direkomendasikan oleh setiap pola makan. [5 Diet yang Melawan Penyakit]

Salah satu rencana yang dievaluasi adalah Alternative Healthy Eating Index, yang terdiri dari makanan dan nutrisi yang bisa mengurangi risiko penyakit kronis. Yang kedua adalah Diet Mediterania Alternatif, gaya makan yang menekankan buah, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, biji-bijian, ikan dan minyak zaitun. Yang ketiga adalah Diet Diet untuk Menghentikan Hipertensi (DASH) diet, yang dianjurkan untuk mengurangi tekanan darah.

Makan sehat

Penelitian sebelumnya telah menetapkan bahwa mengikuti salah satu dari ketiga pola makan sehat ini dikaitkan dengan manfaat kesehatan, namun tidak satu pun penelitian terdahulu yang melihat pada apa yang terjadi ketika orang mengubah kualitas makanan mereka dari waktu ke waktu, mengenai risiko kematian mereka selanjutnya, Sotos- Prieto mengatakan kepada Live Science.

Menurut temuan tersebut, sekitar 6.000 wanita dan sekitar 4.000 pria dalam penelitian ini meninggal dalam periode 12 tahun.

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.