Larangan tersebut tampaknya bertujuan untuk membatasi barang-barang yang dianggap 'mengaburkan citra sistem sosialis'. Korut juga diketahui melarang gaya busana yang biasanya dikenakan di negara pesaing mereka, Korea Selatan.
Namun, larangan tersebut disambut dengan protes dari sebagian warga. Mereka menilai bahwa aturan tersebut tampaknya tidak berlaku bagi mereka yang dekat dengan pemimpin negara. Misalnya, putri Kim Jong Un diakui tampil dengan blus berlengan semi-transparan, hal yang seharusnya juga melanggar aturan tersebut.
Pemerintah Korea Utara memiliki peran yang sangat kuat dalam mengatur kehidupan sehari-hari termasuk aturan berbusana dan berambut. Hal ini merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam menjaga homogenitas masyarakat dan meredam tanda-tanda perbedaan pendapat. Potongan rambut dianggap sebagai simbol identitas pribadi dan tunduk pada persetujuan ketat dari pemerintah. Terdapat sekitar 15 pilihan gaya rambut yang diizinkan bagi warga negara, dan siapapun yang melanggar aturan berambut berisiko dihukum, termasuk kerja paksa atau penjara.