Tampang

Konten Emosional di Sosmed Nggak Selalu Tulus, Bisa Saja Manipulatif

27 Mei 2025 11:03 wib. 43
0 0
Ilustrasi
Sumber foto: Pinterest

Motif di balik manipulasi konten ini macam-macam banget. Paling sering sih untuk tujuan mencari popularitas atau engagement. Semakin viral sebuah konten, semakin banyak pengikut, dan semakin besar kesempatan untuk dapat endorsement atau iklan. Selain itu, bisa juga untuk tujuan finansial, seperti contoh donasi palsu tadi. Nggak jarang juga, konten emosional dipakai untuk menyerang reputasi seseorang atau kelompok, memprovokasi, atau bahkan menyebarkan hoaks dengan kemasan cerita yang menyentuh hati. Ini semua adalah bagian dari psikologi publik yang dimanfaatkan oleh para manipulator.

Terus, gimana dong caranya biar kita nggak gampang terkecoh dan jadi korban drama sosial media ini? Pertama, jangan terkecoh sama setting atau narasi yang terlalu dramatis. Kadang, kesedihan yang dibuat-buat itu justru terlihat dari ekspresi atau cerita yang terlalu sempurna untuk jadi kenyataan. Kedua, selalu periksa sumber konten. Siapa yang membuat video atau postingan itu? Apakah akunnya kredibel? Apakah dia punya riwayat penyebaran hoaks atau konten sensasional? Kalau akunnya anonim atau baru dibuat, patut dicurigai.

Ketiga, cari tahu di luar media sosial. Kalau ada berita atau cerita yang bikin kamu emosional, coba deh cross-check di media berita yang terpercaya atau cari informasi pendukung dari sumber lain. Jangan cuma percaya sama satu sumber saja. Keempat, pertanyakan motif di balik konten tersebut. Apakah ada ajakan untuk donasi? Apakah ada upaya untuk menjatuhkan pihak tertentu? Atau apakah cuma sekadar mencari perhatian?

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?