Tampang

Tren Menjadi ‘Childfree’: Keputusan Pribadi atau Tekanan Sosial?

20 Mei 2025 21:37 wib. 31
0 0
childfree
Sumber foto: Pinterest

Belakangan ini, makin sering kita dengar dan baca tentang tren menjadi ‘childfree’ di kalangan generasi muda. Istilah childfree ini merujuk pada keputusan seseorang atau pasangan untuk tidak memiliki anak, baik secara biologis maupun adopsi, secara sukarela. Dulu, pilihan semacam ini mungkin dianggap aneh atau bahkan tabu. Mayoritas masyarakat menganggap punya anak itu adalah tujuan utama pernikahan dan bagian dari kelanjutan keturunan. Tapi sekarang, pandangan itu perlahan berubah. Banyak yang secara terbuka menyuarakan pilihan hidup mereka untuk tidak memiliki anak. Nah, pertanyaannya, apakah ini murni keputusan pribadi yang didasari pertimbangan matang, atau justru ada tekanan sosial yang ikut bermain di baliknya?

Secara ideal, keputusan untuk menjadi childfree adalah murni pilihan pribadi yang didasari oleh berbagai pertimbangan. Ada banyak alasan mengapa seseorang memilih jalur ini. Pertama, alasan finansial. Membesarkan anak itu butuh biaya yang sangat besar, mulai dari biaya persalinan, makanan, pakaian, pendidikan, sampai kesehatan. Di zaman sekarang, biaya hidup makin tinggi, dan banyak pasangan merasa belum atau tidak akan pernah sanggup secara finansial untuk membesarkan anak dengan layak. Mereka tidak ingin memaksakan diri dan kemudian hidup dalam tekanan ekonomi.

Kedua, ada juga alasan karier dan pengembangan diri. Banyak individu yang sangat fokus pada ambisi profesional mereka. Mereka ingin mencapai puncak karier, mengejar pendidikan tinggi, atau bahkan berkeliling dunia. Mereka merasa bahwa memiliki anak akan membatasi kebebasan dan waktu mereka untuk mengejar tujuan-tujuan tersebut. Bagi sebagian orang, kepuasan hidup tidak selalu datang dari peran sebagai orang tua, tapi dari pencapaian pribadi dan profesional.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?