Bukan hanya itu, Gen Z juga kerap mendorong pentingnya pendidikan mengenai ingredient dalam skincare. Mereka ingin tahu apa yang sebenarnya mereka aplikasikan di wajah mereka dan bagaimana produk tersebut berfungsi. Dengan memahami komposisi dan efek dari produk yang mereka gunakan, mereka tidak hanya merawat kulit, tetapi juga berinvestasi pada pengetahuan dan kesehatan diri. Keinginan ini selaras dengan nilai-nilai kesehatan mental yang banyak diangkat oleh generasi ini, di mana pentingnya mencintai dan menerima diri sendiri sangat ditekankan.
Salah satu influencer yang terkenal di kalangan Gen Z berbagi pengalaman tentang produk yang tidak cocok untuk kulitnya, bahkan jika produk tersebut sangat populer. Hal ini menggugah banyak orang untuk lebih kritis dan realistis dalam memilih produk skincare yang sesuai dengan jenis dan kondisi kulit mereka. Kejujuran seperti ini memperkuat rasa kebersamaan di antara para pengguna media sosial yang sering menghadapi tantangan serupa dalam perjalanan kecantikan mereka.
Media sosial juga berperan penting dalam menciptakan berbagai gerakan positif seputar self-acceptance. Hashtag seperti #SkincareJourney dan #SelfLove menjadi trending, di mana individu dari berbagai kalangan berbagi perjalanan kecantikan mereka, dari kesulitan hingga pencapaian. Melalui hashtag ini, Gen Z dapat saling mendukung dan menginspirasi, membangun komunitas yang harmonis dan penuh empati. Mereka tidak hanya mengandalkan citra ideal kecantikan, tetapi lebih kepada menerima realita dan merayakan keunikan masing-masing.