Selain itu, estetika juga berperan penting dalam membangun identitas dan branding, baik untuk personal maupun bisnis. Di media sosial, tampilan profil kita, feed kita, atau gaya visual yang kita pilih secara konsisten, itu semua merepresentasikan siapa kita atau apa yang kita tawarkan. Sebuah merek yang punya estetika visual yang konsisten dan menarik akan lebih mudah dikenali dan diingat oleh audiens. Ini menciptakan kesan profesionalisme, kredibilitas, dan bahkan bisa meningkatkan rasa percaya dari konsumen. Jadi, kalau ingin dikenal dan punya image yang kuat di era digital, VisualIsEverything itu bukan sekadar slogan, tapi kenyataan.
Nggak cuma itu, estetika digital juga memengaruhi bagaimana kita mengonsumsi informasi dan bahkan berinteraksi. Konten yang disajikan dengan indah seringkali lebih mudah dicerna dan lebih menyenangkan untuk dilihat. Misalnya, infografis yang didesain dengan menarik akan lebih mudah dipahami daripada teks panjang biasa. Video dengan transisi halus dan color grading yang bagus akan terasa lebih profesional dan enak ditonton. Ini semua menciptakan pengalaman pengguna yang lebih baik, sehingga kita betah berlama-lama di sebuah platform atau dengan sebuah konten.
Tekanan sosial juga ikut berperan dalam fenomena ini. Ketika banyak orang berlomba-lomba membuat TampilanKonten yang estetik, ada semacam standar tak tertulis yang terbentuk. Kita jadi merasa perlu untuk ikut-ikutan agar konten kita terlihat profesional atau nggak kalah saing. Para influencer dan content creator juga berlomba-lomba untuk menciptakan signature style visual mereka sendiri, yang kemudian jadi inspirasi bagi banyak orang. Ini menciptakan sebuah lingkaran di mana estetika terus didorong sebagai elemen penting.