Masyarakat modern juga cenderung memiliki harapan yang tinggi terhadap pendidikan dan karier anak-anak. Kewajiban ini dapat membuat orang tua berupaya keras untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan pendidikan terbaik, namun seringkali mengorbankan kesehatan finansial mereka sendiri. Tanggung jawab finansial orang tua tidak hanya terbatas pada kebutuhan sehari-hari, tetapi juga mencakup biaya pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan lainnya yang semakin meningkat.
Di sisi lain, generasi sandwich juga merasakan beban yang tidak kalah berat dari anak-anak mereka. Banyak generasi muda yang kini menghadapi tantangan dalam mencari pekerjaan yang layak dan mengelola utang pendidikan. Dalam konteks ini, munculnya istilah "dana pensiun vs anak sebagai investasi" mulai menjerat banyak orang. Di satu sisi, mereka ingin mempersiapkan dana pensiun untuk diri mereka sendiri agar tidak bergantung pada anak di masa tua. Namun, di sisi lain, investasi untuk pendidikan anak menjadi satu hal yang tidak bisa diabaikan.
Kondisi ini menciptakan siklus ketergantungan yang pada akhirnya dapat membebani setiap individu dalam generasi sandwich. Orang tua merasa tertekan untuk terus mendukung anak-anak mereka, sementara anak-anak merasa tertekan untuk berprestasi dan memenuhi harapan orang tua. Dari sudut pandang finansial, keputusan untuk menabung untuk masa tua atau untuk pendidikan anak menjadi dilema yang sulit saat keuangan terbatas.