Situasi ekonomi global saat ini semakin tidak menentu, dan dampaknya dirasakan di seluruh dunia. Perang dagang yang dicanangkan oleh Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump telah membawa berbagai konsekuensi, termasuk gangguan pada perekonomian negara-negara lain.
Ketidakpastian ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama mereka yang berada dalam kondisi finansial yang rentan, seperti yang dihadapi oleh generasi sandwich. Generasi ini menghadapi tantangan ganda, terjepit di antara dua generasi—baik yang lebih tua, seperti orang tua mereka, dan yang lebih muda, seperti anak atau adik mereka.
Istilah "generasi sandwich" merujuk pada situasi di mana seseorang tidak hanya harus memenuhi kebutuhan finansial diri sendiri, tetapi juga merawat dan mendukung anggota keluarga dari dua sisi. Sayoga Prasetyo, seorang perencana keuangan, menjelaskan bahwa generasi sandwich seringkali merasa tertekan secara finansial karena tanggung jawab yang berat. "Bukan hanya menghidupi diri sendiri, tetapi juga harus memikul beban orang tua dan anak atau adik," ujarnya dalam sebuah wawancara.
Ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab utama mengapa seseorang terjebak dalam posisi ini. Salah satunya adalah kurangnya persiapan dana pensiun dari orang tua. Sayoga menambahkan, "Orang tua yang tidak mempersiapkan dana pensiun berperan besar dalam masalah ini." Ada pula yang telah berusaha menyiapkan dana pensiun, namun gagal karena kurangnya perlindungan finansial, seperti asuransi.