Tampang.com | Menjelang Ramadhan dan Lebaran 2025, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,48 persen secara bulanan dan 0,09 persen secara tahunan. Fenomena ini dinilai sebagai sebuah anomali oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), mengingat biasanya periode ini diwarnai dengan inflasi akibat lonjakan permintaan.
Deflasi yang Tidak Biasa di Periode Ramadhan
Menurut Kepala Pusat Pangan, Energi, dan Pembangunan Berkelanjutan INDEF, Abra Talattov, deflasi menjelang Lebaran bukanlah hal yang umum terjadi. Biasanya, permintaan terhadap berbagai bahan pangan meningkat, yang menyebabkan kenaikan harga.
"Fenomena deflasi yang terjadi menjelang Lebaran 2025 merupakan suatu anomali yang cukup mencolok," ujar Abra dalam laporan bulanan INDEF.
Namun, pada tahun ini, sejumlah komoditas utama seperti beras, tomat, cabai merah, dan daging ayam ras justru mengalami penurunan harga yang signifikan, memberikan andil besar terhadap deflasi pangan.
Melimpahnya Pasokan Jadi Penyebab Utama
Salah satu faktor utama di balik deflasi ini adalah melimpahnya pasokan pangan, terutama akibat panen raya padi yang berlangsung pada awal tahun. Berdasarkan data, produksi beras selama Januari-April 2025 diperkirakan mencapai 13,95 juta ton, tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.