Botol plastik air mineral memang tidak dapat digunakan berulang kali. Selain potensial membahayakan kesehatan, penggunaan botol plastik yang sulit diurai di lingkungan akan meningkatkan jumlah limbah sampah.
Mengutip dari Glamour, penghilangan botol plastik memang terlihat seperti ide yang sempurna dalam upaya mengurangi limbah plastik. Namun, apakah ini benar-benar merupakan ide yang sempurna?
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Public Health, hasilnya justru menunjukkan hal yang berlawanan.
Studi ini mengamati dampak larangan penjualan botol air di University of Vermont. Botol air sekali pakai tidak lagi disediakan di dekat mesin otomatis keran air gratis. Sebagai gantinya, orang-orang diminta untuk membawa sendiri tempat minum yang dapat digunakan berulang-ulang dan mengisinya di keran air, dengan tujuan untuk mengurangi sampah botol plastik yang biasa digunakan sekali pakai.
Dampak yang muncul dari pelarangan ini adalah peningkatan konsumsi minuman manis. Sebanyak 25 orang tercatat mengonsumsi lebih banyak minuman manis dibandingkan ketika mereka masih membeli air mineral botolan. Ketika dipaksa memilih antara membeli air mineral botolan atau minuman manis, ternyata mereka lebih cenderung memilih minuman bergula, kafein, dan berkalori secara signifikan.