PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) bersiap memanfaatkan momentum unik di pasar saham. Setelah beberapa bulan harga saham BRI bergerak stagnan dan dinilai undervalue, manajemen bank terbesar di Indonesia ini menyiapkan program aksi buyback untuk meningkatkan harga saham sekaligus menegaskan kepercayaan terhadap prospek jangka panjang perusahaan.
Saham BRI saat ini diperdagangkan di level yang jauh di bawah nilai wajarnya menurut fundamental keuangan perusahaan. Pertumbuhan laba yang solid, ekspansi kredit terkendali, dan pengelolaan biaya yang efisien belum tercermin dalam harga saham di pasar. Fenomena ini membuat manajemen percaya bahwa sekarang adalah waktu tepat untuk bertindak.
“Kami melihat harga saham BRI masih undervalue. Oleh karena itu, kami menyiapkan program buyback untuk mendukung harga saham dan meningkatkan kepercayaan investor,” ujar Direktur Utama BRI, Sunarso, dalam konferensi pers baru-baru ini.
Buyback saham menjadi senjata strategis di situasi seperti ini. Dengan membeli kembali saham yang beredar, perusahaan bisa mengurangi jumlah saham di pasar, meningkatkan laba per saham (EPS), dan memberi sinyal positif kepada investor. Strategi ini juga menegaskan bahwa manajemen yakin terhadap fundamental bank dan prospek pertumbuhan ke depan.
BRI tercatat memiliki posisi likuiditas yang cukup untuk melakukan buyback tanpa mengganggu operasional dan ekspansi bisnis. Laporan keuangan terbaru menunjukkan pertumbuhan laba bersih yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, didorong oleh portofolio kredit yang sehat dan efisiensi operasional. Dengan demikian, buyback bukan hanya langkah simbolis, tapi strategi yang didukung kondisi keuangan kuat.