Biaya hidup masyarakat yang semakin meningkat telah berdampak pada kenaikan angka kredit macet di sejumlah perusahaan multifinance pada awal tahun ini. Kondisi ini telah memicu kekhawatiran di kalangan pelaku industri yang berharap situasi ini tidak berlangsung lama. Otoritas Jasa Keuangan mencatat bahwa per April 2024, rasio NPF gross mencapai 2,82%, mengalami kenaikan sebesar 35 basis poin (bps) secara tahunan. Dibandingkan dengan posisi Desember 2023, rasio NPF mengalami kenaikan sebesar 38 bps.
Sementara itu, NPF net per April 2024 juga mengalami kenaikan sebesar 20 bps menjadi 0,89%, naik 25 bps dibandingkan dengan Desember 2023. PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk (ADMF), merupakan salah satu pelaku usaha yang mengalami peningkatan tersebut. Menurut laporan keuangannya per Maret 2024, NPF Adira Finance mencapai 0,67%, mengalami kenaikan secara year on year (yoy) dari 0,04%.
Chief Financial Officer (CFO) Adira Finance, Sylvanus Gani, menyatakan bahwa peningkatan NPF dalam industri pembiayaan dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan pokok di masyarakat. Hal ini membuat daya beli konsumen menurun dan kemampuan pembayaran konsumen juga ikut terpengaruh. Gani juga mengungkapkan bahwa masyarakat saat ini cenderung lebih memilih mobil bekas dibandingkan dengan mobil baru. Hal ini terlihat dari penurunan pembiayaan pada segmen mobil baru sebesar Rp3,8 triliun, sementara pembiayaan mobil bekas mengalami kenaikan menjadi Rp2,0 triliun. Di sisi lain, penyaluran pembiayaan pada segmen sepeda motor baru mengalami peningkatan menjadi Rp4,7 triliun, sedangkan segmen motor bekas mengalami penurunan menjadi Rp705 miliar.