Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) BI, Edi Susianto, menyatakan bahwa BI menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan valuta asing di pasar melalui triple intervention yang terutama dilakukan di spot dan domestic non-deliverable forward (DNDF). BI juga meningkatkan daya tarik aset rupiah untuk mendorong aliran modal asing seperti lewat Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan hedging cost. Untuk menahan pelemahan rupiah lebih lanjut, BI masih memiliki amunisi yang cukup kuat didukung oleh cadangan devisa yang masih tinggi sebesar 140,4 miliar dolar AS pada akhir Maret 2024.
Terlepas dari upaya BI, pemerintah juga memiliki peran penting dalam menjaga inflasi dan mendukung penguatan rupiah. Pemerintah perlu menjaga inflasi dengan menurunkan inflasi pangan. Inflasi pangan merupakan salah satu faktor penyebab inflasi Indonesia yang saat ini kembali meningkat. Dengan inflasi yang stabil dan rendah, maka instrumen keuangan Indonesia akan lebih menarik bagi investor asing, yang berpotensi mendukung penguatan rupiah.
Pelemahan rupiah selain menjadi perhatian, juga memberikan sejumlah strategi yang dapat dilakukan oleh pelaku ekonomi, baik pemerintah, bank sentral, maupun pelaku usaha, untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan menghindari dampak yang terlalu berat bagi perekonomian Indonesia. Masih ada peluang bagi Indonesia untuk memperkuat posisi ekonomi dan menarik aliran modal asing, namun langkah-langkah strategis perlu segera diimplementasikan untuk mengatasinya.