Tampang.com | Pendanaan untuk perusahaan rintisan (startup) di kawasan Asia menunjukkan tren penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, menurut Bayu Seto, Partner Living Lab Ventures, situasi ini justru membuka peluang baru bagi investor dan startup untuk melakukan evaluasi valuasi yang lebih tepat dan realistis.
“Kami melihat ini sebagai kesempatan bagus, karena valuasi startup jadi lebih terukur. Investor strategis seperti kami mendapatkan bargaining power yang lebih besar dalam berinvestasi pada perusahaan dengan potensi tinggi,” ujar Bayu dalam acara Media Briefing and Investment Outlook 2025, Kamis (22/5/2025).
Bayu juga menyoroti kondisi ekonomi global yang sedang bergejolak akibat kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan Amerika Serikat. Hal ini memberikan peluang bagi negara-negara emerging market, khususnya Indonesia, untuk mengambil peran lebih besar di pasar global. “Ada lima sektor yang kami lihat punya potensi besar: manufacturing, alternatif protein, agritech, healthcare, dan clean tech,” jelasnya.