Walaupun terjadi penurunan dana yang masuk ke startup di Asia Tenggara sejak 2022, perusahaan modal ventura justru semakin agresif dalam berinvestasi. Selain itu, Corporate Venture Capital (CVC) juga memainkan peran penting sebagai investor yang berorientasi tidak hanya pada aspek finansial, tetapi juga kolaborasi strategis dengan perusahaan rintisan.
“Di Jepang, hampir semua perusahaan dari level first tier hingga second tier sudah memiliki CVC. Model ini sangat cocok untuk Indonesia karena tidak hanya melihat investasi dari sisi keuangan, tetapi juga sinergi bisnis,” tambah Bayu.
Di Indonesia sendiri, beberapa sektor masih sangat diminati oleh investor, antara lain fintech, ecommerce, software, green tech, serta logistik dan rantai pasok. Hingga saat ini, Living Lab Ventures telah menyalurkan pendanaan dengan nilai total mencapai ratusan juta dolar AS.