"Alternatif itu kita sediakan, ya. Kapasitas di Banten (untuk bongkar muat logistik) memungkinkan, mungkin. Kemudian Patimban nanti, mungkin, tapi kita lihat dulu lokasi para pelaku usaha yang akan menggunakan fasilitas pelabuhan itu ada di mana," kata Dudy, seperti dilansir dari Antara, Sabtu (10/5/2025).
Mengurangi Kemacetan Logistik di Priok
Kemacetan di Tanjung Priok memang sudah menjadi masalah yang cukup signifikan. Terminal Priok yang telah melampaui kapasitas ideal dengan menampung lebih dari 65% kapasitas, menjadi penyebab utama kemacetan logistik yang mempengaruhi kelancaran distribusi barang.
Dudy juga menegaskan bahwa pihaknya sudah meminta kepada Pelindo sebagai pengelola Pelabuhan Tanjung Priok untuk memastikan agar tidak ada terminal yang melampaui kapasitas maksimal, mengingat hal ini akan berdampak langsung pada kondisi jalan dan kemacetan.
"Kami sudah melihat dampaknya. Apabila terminal menampung lebih dari kapasitas, maka kapasitas jalan tidak akan bisa mendukung," ujarnya.
Relokasi Aktivitas Bongkar Muat: Tergantung Keputusan Pelaku Usaha
Meskipun ada potensi pengalihan sebagian aktivitas bongkar muat ke Ciwandan dan Patimban, Dudy menegaskan bahwa keputusan ini tetap berada di tangan pelaku usaha. Pemerintah hanya menyediakan alternatif pelabuhan, sementara efisiensi distribusi dan akses ke fasilitas logistik menjadi hal yang akan dipertimbangkan oleh masing-masing pelaku usaha.