Selama kurun waktu tersebut, struktur pendapatan BI dilihat juga dari kontribusi micro di luar kebijakan moneter, meskipun angkanya terbilang kecil. Misalnya, sistem pembayaran memberikan kontribusi sebesar Rp 249,54 miliar, sementara sektor pengawasan makroprudensial sebesar Rp 5,66 miliar, dan penyediaan pendanaan serta pendapatan lain-lain masing-masing sebesar Rp 67,06 miliar dan Rp 1,45 triliun.
Awalil Rizky menegaskan bahwa perlu perhatian lebih lanjut terhadap jenis-jenis pendapatan. Sebagai contoh, meskipun pelemahan nilai tukar rupiah berpotensi meningkatkan pendapatan, kondisi actual dari sektor moneter dan keuangan sebaiknya tidak dianggap negatif semata. Di satu sisi, peningkatan yang signifikan dalam penghasilan Bank Indonesia menunjukkan kesempatan dan potensi pertumbuhan, namun di sisi lain, hal ini juga menyiratkan adanya tantangan dalam stabilitas dan kepastian ekonomi yang semakin menurun.