Perjalanan sebagai jenama fesyen dimulai secara tak terduga saat Fanny Kurniawan menerima tumpukan stok pakaian pria dari saudaranya. Ia kemudian mulai memasarkan koleksi tersebut ke berbagai toko daerah, pameran, serta department store seperti Yogya dan Pasaraya Blok M. Awalnya, Intresse hanya memproduksi celana, kaus, dan kemeja pria kasual.
Langkah besar diambil pada tahun 2012 saat Intresse tampil di panggung mode Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jawa Barat dan mulai fokus merancang koleksi yang menonjolkan nilai budaya lokal. Dengan produksi in-house dan kontrol penuh terhadap kualitas bahan, Intresse berhasil membangun fondasi kuat sebagai jenama modest wear berbasis etnik yang konsisten.
Adaptasi Digital dan Kolaborasi Bersama Shopee
Usai menyelesaikan studi di RMIT University Australia dan berkarier di industri ritel global, Susanne kembali ke Indonesia pada 2022 untuk bergabung dalam bisnis keluarga. Ia melihat digitalisasi sebagai kunci utama dalam memperluas jangkauan Intresse. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah membuka toko resmi Intresse di platform e-commerce, termasuk Shopee Mall.
“Produk kami bisa terjual dari Aceh sampai Papua. Platform Shopee ibarat etalase raksasa yang ada di genggaman semua orang,” ujar Susanne.
Tidak hanya menjadi etalase, Shopee juga menyediakan fitur interaktif yang dimanfaatkan Intresse untuk membangun kedekatan dengan konsumen, seperti Shopee Live. Lewat sesi live streaming ini, Susanne kerap tampil langsung memperkenalkan koleksi terbaru sekaligus menjawab pertanyaan pelanggan. “Di momen Ramadhan, penjualan kami melalui Shopee Live bisa meningkat hingga empat kali lipat,” tambahnya, menunjukkan efektivitas strategi ini.
Intresse juga aktif menggunakan program Shopee Affiliate yang melibatkan para content creator untuk mempromosikan produk mereka melalui tautan afiliasi. Menurut Susanne, pendekatan ini terbukti efektif untuk menjangkau segmen konsumen yang lebih muda tanpa biaya iklan besar. “Melalui program tersebut, kami bisa berkolaborasi dengan kreator lokal yang mampu menyampaikan cerita jenama kami secara autentik. Ini penting untuk membangun koneksi emosional dengan komunitas mereka,” cerita Susanne.