Tampang

Cadangan Devisa Indonesia Meningkat di Bulan Juni 2024, Apa Sebabnya?

5 Jul 2024 20:13 wib. 326
0 0
Cadangan Devisa Indonesia Meningkat di Bulan Juni 2024, Apa Sebabnya?
Sumber foto: Unsplash

Cadangan Devisa (Cadev) Indonesia kembali menunjukkan peningkatan pada bulan Juni 2024. Menurut data dari Bank Indonesia (BI), posisi Cadev pada bulan tersebut mencapai US$140,2 miliar, naik sebesar US$1,2 miliar dari periode sebelumnya. Dengan adanya peningkatan ini, BI memiliki buffer yang cukup untuk melakukan intervensi potensial terhadap nilai tukar rupiah, terutama pada bulan Juli.

Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono, menjelaskan bahwa peningkatan Cadev tersebut dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. Hal ini terjadi di tengah kebutuhan stabilisasi nilai tukar rupiah yang masih menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global.

Erwin juga menambahkan bahwa posisi Cadev pada akhir Juni 2024 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa Cadev Indonesia berada di atas standar kecukupan internasional yang sekitar 3 bulan impor.

Selain faktor penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, peningkatan Cadev juga dipengaruhi oleh penerbitan Global Bond (dolar AS) dan Samurai Bond (yen Jepang). Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, kenaikan Cadev sering kali ditopang oleh penarikan pinjaman pemerintah dari luar negeri.

Sebagai contoh, pada tahun 2023, pemerintah Indonesia menerbitkan Global Bond dan Samurai Bond sebanyak tiga kali, yakni pada bulan Januari, Mei, dan November. Pada bulan Januari 2023, pemerintah Indonesia sukses menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) sebesar US$3 miliar, dengan tenor 5, 10, dan 30 tahun. Hal ini berdampak pada kenaikan Cadev sebesar US$2,2 miliar dibandingkan dengan bulan Desember 2022.

Penerbitan SUN dalam valuta asing berdenominasi Yen Jepang (Samurai Bond) sebesar JPY 200 miliar pada bulan Mei 2024 juga turut mendongkrak posisi Cadev, dengan kenaikan sebesar US$2,8 miliar dari bulan sebelumnya. Namun demikian, tidak seluruh penerbitan utang selalu berujung pada peningkatan Cadev, seperti yang terjadi pada bulan Mei 2023 dan Januari 2024, di mana posisi Cadev justru mengalami penurunan.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Benarkah Prabowo Terlibat Saracen?
0 Suka, 0 Komentar, 5 Sep 2017

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.