Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini mengumumkan bahwa tingkat inflasi bulanan (month-to-month/mtm) Maret 2024 mencapai 0,52 persen. Hal ini didorong oleh peningkatan pada Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,58 pada bulan Februari menjadi 106,13 pada bulan Maret.
Menurut Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers pada Senin (1/4), tingkat inflasi tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 3,05 persen, sementara secara tahun kalender (year-to-date/YTD) terjadi inflasi sebesar 0,93 persen.
Inflasi bulanan pada bulan Maret ini relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun sebelumnya. Kelompok yang memberikan kontribusi terbesar terhadap inflasi bulanan berasal dari makanan, minuman, dan tembakau, dengan tingkat inflasi mencapai 1,42 persen dan andil inflasi sebesar 0,41 persen.
Amalia menambahkan bahwa komoditas utama yang memberikan kontribusi inflasi pada kelompok ini adalah telur ayam ras dengan andil inflasi sebesar 0,9 persen, daging ayam ras dengan andil inflasi 0,09 persen, beras dengan andil inflasi 0,09 persen, cabai rawit dengan andil inflasi 0,02 persen, serta bawang putih dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen. Namun, pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga terdapat komoditas yang memberikan kontribusi deflasi, seperti cabai merah dan tomat yang masing-masing mencapai -0,02 persen.