Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat sebesar 29,8%, didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 85,9% dari total ULN.
Pemerintah dan bank sentral merupakan mayoritas peminjam ULN Indonesia dengan jumlah sebesar US$209,75 miliar atau setara dengan 51,49%. Sementara itu, sisanya sebesar 48,51% merupakan peminjam dari pihak swasta, yang terdiri dari lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank. Dominasi ULN dengan peminjam pemerintah dan bank sentral telah berlangsung selama tujuh bulan berturut-turut sejak November 2023.
Menurut kreditor, utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tumbuh 1,01% menjadi US$201,93 miliar atau sekitar Rp3,26 kuardriliun pada Mei 2024. Posisi ULN pemerintah menurut kreditor pada Mei 2024 tercatat sebesar US$201,93 miliar (Rp3,26 kuardriliun), naik 0,39% secara tahunan (yoy). Pemberi utang terbesar bagi Indonesia adalah Singapura, diikuti oleh Amerika Serikat (AS), menyumbang sebagian besar dari total ULN.
Berbagai faktor mempengaruhi pertumbuhan ULN Indonesia, seperti perkembangan ekonomi, infrastruktur keuangan, kondisi politik, dan stabilitas ekonomi global. Pengaruh dari faktor-faktor tersebut bisa dilihat dari pola pertumbuhan ULN di sektor industri, jasa keuangan, sumber daya energi, serta sektor pertambangan.