Kondisi ini mengejutkan banyak pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat setempat. 13 jenazah tersebut saat ini berada di RSUD Pameungpeuk untuk keperluan identifikasi dan pengurusan lebih lanjut. Proses evakuasi korban dilakukan dengan cepat untuk memberikan penanganan yang tepat, meskipun situasi di lapangan berlangsung sangat kacau.
Insiden ini juga mengangkat pertanyaan mengenai prosedur keselamatan yang diimplementasikan selama pemusnahan amunisi. Masyarakat pun mulai mengawasi lebih dekat aktivitas TNI terkait dengan keamanan penggunaan amunisi, terutama yang berkaitan dengan amunisi kedaluwarsa yang berpotensi membahayakan. Kementerian Pertahanan dan pimpinan TNI pun dituntut untuk memberikan penjelasan terkait kejadian ini agar tidak terulang di masa mendatang.
Sebagai tanggapan terhadap tragedi ini, berbagai pihak berdatangan untuk mengekspresikan rasa duka cita dan solidaritas kepada keluarga korban. Acara doa bersama dan penggalangan dana untuk meringankan beban keluarga yang ditinggalkan mulai muncul di berbagai media sosial. Banyak yang berharap agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi dan menuntut adanya audit serta revisi dari SOP yang ada di instansi militer.