Namun, tidak sedikit juga yang mencoba melihat dari sisi positif, dengan alasan bahwa kebijakan ini mungkin diniatkan untuk mencegah permasalahan yang lebih besar.
“Kalau memang ini untuk kebaikan bersama, mungkin perlu diperbaiki cara pelaksanaannya agar lebih manusiawi dan tidak melanggar privasi,” tulis seorang netizen di kolom komentar.
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi institusi pendidikan untuk lebih berhati-hati dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan siswa. Pendidikan seharusnya menjadi sarana untuk mendidik dan melindungi, bukan menjadi sumber tekanan atau trauma bagi siswa.
Ke depan, langkah-langkah pencegahan permasalahan sosial di sekolah harus dilakukan dengan cara yang lebih bijak dan manusiawi. Pendidikan moral dan pendampingan psikologis dapat menjadi alternatif yang lebih efektif daripada kebijakan yang melibatkan intervensi terhadap privasi siswa.
Meskipun niat awal pihak sekolah adalah menjaga lingkungan pendidikan yang baik, pelaksanaan kebijakan seperti tes kehamilan siswi perlu dievaluasi lebih lanjut. Hak privasi siswa harus tetap dihormati, dan kebijakan yang diterapkan harus didasarkan pada prinsip edukasi dan perlindungan yang holistik.