Menurut Puan, proses rekrutmen ASN harus mampu menyesuaikan diri dengan dinamika kebutuhan generasi muda saat ini. Ia mendorong pemerintah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem rekrutmen ASN pasca mundurnya ribuan CPNS tersebut. Menurutnya, penyaringan harus dilakukan lebih efektif agar kandidat yang terpilih memang benar-benar siap dengan konsekuensi menjadi ASN, termasuk soal gaji, penempatan, dan tanggung jawab pekerjaan.
Puan juga mengusulkan adanya transparansi lebih tinggi dalam sistem rekrutmen, misalnya terkait rincian gaji, lokasi penempatan, dan peluang karier, agar para peserta seleksi tidak salah ekspektasi sejak awal. Dengan demikian, mereka yang lolos memang sudah memiliki kesiapan mental dan komitmen untuk mengabdi di manapun ditempatkan.
"Proses seleksi harus lebih realistis dan informatif. Jangan sampai peserta baru sadar setelah diterima bahwa kondisi kerja tidak sesuai bayangan mereka," tegasnya.
Selain itu, Puan menyoroti pentingnya pembinaan dan pelatihan pasca penerimaan CPNS. Ia menilai, ASN muda harus dibekali dengan program orientasi dan adaptasi yang memadai agar lebih siap menghadapi tantangan pekerjaan di lingkungan pemerintahan.