Buku ini memuat hidangan berusia berabad-abad, seperti samlor muktaa (sup mutiara putih). Chef Nak sangat senang menemukan resep langka ini. “Hidangan ini tidak biasa karena orang Kamboja biasanya menggunakan mutiara tapioka hanya dalam makanan penutup, namun sup ini dibuat dengan dua jenis daging (babi dan ayam) dan dua kerang (udang dan kepiting air tawar raksasa) dan mutiara tapioka yang menjadi bening dan mengapung di dalamnya. supnya, menjadikannya menarik dan lezat,” katanya. “Bagi saya, menemukan kembali hidangan seperti sup mutiara putih dan dapat membagikannya melalui YouTube tidak hanya kepada pengikut kami di Kamboja tetapi juga orang-orang di seluruh dunia adalah kisah yang luar biasa dan merupakan suatu kebanggaan,” kata Chef Nak. “Harus ada kekuatan keyakinan, investasi dari suatu negara untuk melihat makanan sebagai duta besarnya, untuk berbicara tentang sejarah dan kisah-kisah masyarakatnya.”
Pol pun juga bersemangat membina jiwa kuliner tanah air. “Kami punya Khmer Merah dan kami kehilangan semua resepnya, dan sekarang, dengan generasi baru kami, kami mencoba mempromosikan makanan kami kepada wisatawan dan dunia internasional. Saya sangat bangga mendapat kesempatan untuk memperkenalkan makanan Kamboja kepada dunia."