Dengan visi keagamaan yang kuat, Hong Xiuquan memimpin pemberontakan melawan pemerintah Qing. Ia mendirikan Kerajaan Surgawi Taiping dengan cita-cita untuk mengubah Tiongkok menjadi sebuah masyarakat yang adil dan merata. Pemberontakan Taiping mendapatkan dukungan luas dari rakyat jelata yang menderita akibat tekanan sosial dan ekonomi. Selain itu, gerakan ini juga menarik perhatian para intelektual reformis yang ingin melihat perubahan fundamental dalam struktur sosial dan politik Tiongkok.
Pemberontakan Taiping berhasil menaklukkan wilayah yang luas di Tiongkok selatan, termasuk kota besar seperti Nanjing. Namun, keberhasilan ini tidak bertahan lama karena pemerintah Qing dan pasukan asing yang mendukungnya melakukan serangan balasan dengan kekuatan penuh. Pertempuran sengit terjadi di seluruh Tiongkok, dan jutaan nyawa melayang akibat konflik ini. Akhirnya, pada tahun 1864, pasukan pemerintah Qing berhasil menghancurkan basis terakhir Pemberontakan Taiping di Nanjing dan mengakhiri gerakan revolusioner ini.