Menjelang akhir masa puasa setiap Muslim bakal menyambut lebaran tepat di 1 Syawal. Lalu, tahukah Anda bagaimana asal-usul kata lebaran? Kata 'lebaran' sudah dipakai sebagai tanda 1 Syawal sejak ratusan tahun lalu. Sumber-sumber sejarah masa kolonial berulangkali menuliskan kata 'lebaran' untuk merujuk pada perayaan akhir masa puasa di Indonesia.
Soal asal-usul kata lebaran, ada berbagai versi yang menyertainya dan pastinya bukan berasal dari hadist atau Al-Quran. Salah satu versi paling dikenal menyebut lebaran berasal dari bahasa Jawa yang berarti tuntas atau selesai. Arti tersebut biasanya selaras dengan kebiasaan orang Hindu setelah melakukan Upawasa.
Menurut pakar linguistik Endang Aminudin Aziz, upawasa merupakan tradisi Hindu berupa menahan lapar dan haus. Setelah melakukan upawasa, masyarakat Hindu melakukan perayaan yang melambangkan berakhirnya tugas atau niat dalam menjalankan tradisi tersebut. Proses setelahnya ini yang disebut lebaran.
Dalam perancangan bahasa Indonesia, kata upawasa kemudian menjadi kata puasa. Begitu juga Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengartikan lebaran sebagai "hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan."
Meski begitu, Endang juga menjelaskan bahwa kata lebaran juga terdapat di bahasa daerah lain. Di Sunda, lebaran berarti selesai. Ada juga yang menyebut lebaran berarti hancur. Menurut Endang, ini merujuk pada kehancuran dosa-dosa setelah puasa. Terlepas dari versi mana yang sahih ihwal asal-usul kata lebaran, pastinya kegiatan ini sarat dengan harapan baru.