3. Fragmentasi Habitat: Pembangunan infrastruktur dan aktivitas manusia lainnya menyebabkan fragmentasi habitat yang membuat burung hantu Sumba semakin sulit untuk mencari makan dan berkembang biak. Fragmentasi ini juga meningkatkan risiko perburuan dan konflik dengan manusia.
4. Perubahan Iklim: Perubahan iklim turut mempengaruhi habitat dan sumber makanan burung hantu Sumba. Perubahan pola cuaca dan kejadian cuaca ekstrem dapat mengganggu ekosistem tempat mereka bergantung.
Upaya Konservasi
Upaya untuk menyelamatkan burung hantu Sumba dari kepunahan melibatkan berbagai tindakan konservasi yang terkoordinasi. Beberapa langkah penting yang telah dilakukan antara lain:
1. Pelestarian Habitat: Melindungi dan memulihkan habitat alami burung hantu Sumba adalah langkah penting dalam upaya konservasi. Ini termasuk penghentian deforestasi, restorasi hutan yang telah rusak, dan pembentukan kawasan konservasi yang aman bagi burung ini.
2. Penegakan Hukum: Penegakan hukum yang ketat terhadap perburuan dan perdagangan ilegal sangat penting untuk melindungi burung hantu Sumba. Program pengawasan dan patroli di habitat alami mereka dilakukan untuk mencegah aktivitas ilegal tersebut.
3. Program Penangkaran: Program penangkaran dan pelepasliaran burung hantu Sumba juga telah dilakukan untuk meningkatkan populasi mereka di alam liar. Program ini melibatkan penangkaran burung hantu, perawatan intensif, dan pelepasan kembali ke habitat alami mereka setelah cukup siap.
4. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melindungi burung hantu Sumba dan dampak negatif dari perburuan dan deforestasi adalah bagian integral dari upaya konservasi. Program pendidikan di sekolahsekolah dan kampanye kesadaran publik dapat membantu mengubah perilaku masyarakat.