Baru enam tahun kemudian, pada Maret 1986, sebuah titik terang mulai muncul. Seorang pekerja kehutanan menemukan sebuah truk yang hancur di dekat Gunung Prevost—lokasi yang tidak jauh dari rumah keluarga Taylor. Investigasi yang dilakukan oleh polisi mengindikasikan bahwa nomor kendaraan tersebut cocok dengan truk milik Granger yang dilaporkan hilang. Di lokasi tersebut juga ditemukan pecahan tulang dan sepotong kemeja, yang semakin memperkuat dugaan bahwa sosok tersebut memang milik Granger.
Beredar spekulasi mengenai bagaimana Granger bisa berada di lokasi itu. Banyak yang mencurigai bahwa ia terlibat dalam sebuah kecelakaan yang melibatkan bahan peledak, ditemui di rumah orangtuanya saat itu. Beberapa dinamit yang hilang di rumah tersebut mendasari anggapan bahwa ia mungkin melakukan percobaan yang berujung pada kecelakaan. Namun, hingga kini, masih belum ada kepastian apakah ledakan itu disengaja atau hanya sebuah kecelakaan tragis.
Kisah Granger Taylor tidak hanya menimbulkan rasa penasaran, tetapi juga menginspirasi banyak orang untuk memikirkan batasan antara kenyataan dan imajinasi. Ia adalah sosok yang berani mengambil risiko besar demi sesuatu yang tidak bisa dipahami oleh banyak orang. Banyak teori dan spekulasi yang muncul, termasuk kemungkinan bahwa Granger mengalami gangguan mental.
Pendekatan tersebut mencoba menjelaskan keputusan drastisnya untuk meninggalkan keluarga dan kehidupan yang normal demi sesuatu yang tidak dapat dibuktikan. Namun, bagi banyak orang, kisahnya tetap menjadi sebuah legenda yang menimbulkan rasa ingin tahu yang mendalam tentang kemungkinan adanya kehidupan di luar angkasa.