Cirebon adalah salah satu kota yang berada di Jawa Barat. Letaknya di pinggir pantai utara Jawa dan terkenal sebagai Kota Udang. Sebutan itu berasal dari etimologi Cirebon yang merupakan singkatan dari dua kata, "Ci" dan "Rebon". Dalam bahasa Sunda, ci atau cai berarti air, sedangan rebon berarti udang.
Namun, ada juga yang menyebut Cirebon berasal dari kata "Caruban" yang berati "campuran" atau "bersatu padu". Alasannya karena masyararakat Cirebon terdiri dari berbagai macam suku, seperti dari Jawa, Melayu, Sunda, China, dan Arab. Melansir dari berbagai sumber, berikut ini fakta-fakta menarik tentang Cirebon yang perlu untuk diketahui.
1. Tempat Penyebaran Islam
Selain dijuluki Kota Udang, Cirebon juga dijuluki sebagai kota para wali karena tempat penyebaran Islam yang dibawa oleh salah seorang dari Wali Songo. Sosok penyebar Islam di sana bernama Fatahillah atau Syekh Syarif Hidayatullah yang lebih dikenal sebagai Sunan Gunung Jati.
Pada masa Sunan Gunung Jati peradaban Islam di Cirebon mencapai masa kejayaannya. Bukti-bukti kejayaan Syarif Hidayatullah di Cirebon, selain terlihat dari sisi keagamaannya, yaitu yang bersifat rohaniah seperti penyebaran Islam, juga dapat dilihat pada perkembangan bangunan fisiknya, seperti masjid dan keraton yang saat ini berada di Kasepuhan.
2. Tiga Keraton
Banyak orang hanya mengenal dua keraton yang berada di Cirebon, yaitu Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman. Sejarah mencatat, sebenarnya di Cirebon terdapat satu lagi keraton yang cukup berpengaruh, yaitu Keraton Kacirebonan.
Keraton Kasepuhan disebut-sebut sebagai pusat pemerintahan pada zaman dahulu yang kemudian dipecah menjadi beberapa bagian. Sementara, Keraton Kanoman identik dengan warna putih di setiap bangunannya. Sedangkan, bentuk arsitektur Keraton Kacirebonan tidak jauh berbeda dengan Keraton Kanoman.
Saat ini, Keraton Kacirebonan hanya dijadikan tempat singgahnya para keturunan raja-raja tempo dulu. Keraton Kanoman ini menjadi tempat khusus bagi orang-orang yang ingin belajar ilmu agama seperti yang ada pada pondok pesantren di tanah air.
Keraton Kasepuhan merupakan keraton terbesar di Kota Cirebon. Seperti diungkapkan Dini Rosmalia dalam penelitiannya berjudul 'Pola Ruang Lanskap Keraton Kasepuhan Cirebon', tata ruang kompleks Keraton Kasepuhan terbagi menjadi dua bagian, yang dibatasi oleh dinding kuta atau bata bagian luar dan bagian dalam kompleks.
Bagian luar kompleks keraton terdapat Masjid Sang Cipta Rasa, alun-alun, bangunan Pancaratna dan Pancaniti. Sementara, bagian dalam kompleks keraton yang berada di dalam dinding kuta terbagi dalam empat zona. Setiap zona dibatasi oleh dinding dan pintu.
Zona pertama, sebagai area publik, untuk masuk area ini harus melewati jembatan (kreteg) dan gerbang Pangrawit. Zona kedua sebagai area transisi dimasuki melalui pintu/regol Penggada. Zona ketiga, zona semi privasi, sebagai tempat Sultan bekerja dan menerima tamu. Zona terakhir, merupakan area privat, tempat tinggal Sultan dan keluarganya. Area ini hanya boleh dimasuki oleh orang-orang tertentu.