Bambu yang digunakan dipilih khusus oleh dukun. Bambu yang dipilih menjalani beberapa proses khusus (mantra) dengan memberkati roh yang diyakini mendiami hutan bambu. Setelah itu, bambu dipotong sesuai adat tradisional dan dibersihkan (dibasuh) dengan minyak kelapa oleh dukun.
Selama pertunjukan, dukun tidak hanya menyanyikan mantra tetapi juga memainkan alat musik tradisional Maluku, salah satunya adalah Tifa. Seiring dengan irama musik yang semakin cepat, bambu yang dipegang menjadi semakin berat, diyakini karena kekuatan mistis di dalamnya. Tradisi unik ini menarik perhatian wisatawan lokal maupun internasional yang mengunjungi Provinsi Maluku.
Bagi masyarakat Maluku, khususnya Maluku Tengah, pertunjukan Bambu Gila telah dilestarikan selama generasi. Atraksi ini telah menjadi aset dan kekayaan budaya masyarakat Maluku, dengan karakteristik unik yang tidak ditemukan di daerah lain di Indonesia atau bahkan di dunia. Oleh karena itu, tradisi ini perlu dilestarikan dan tidak hilang oleh kemajuan zaman.