Tampang

Cadbury Berulang Tahun ke-200: Sebelas Tonggak Dalam Sejarahnya

22 Mar 2024 04:51 wib. 1.150
0 0
Cadbury Berulang Tahun ke-200: Sebelas Tonggak Dalam Sejarahnya
Sumber foto: Google

Pada tanggal 4 Maret 1824, John Cadbury membuka toko kelontong pertamanya di pusat kota Birmingham. Dari awal yang sederhana, keluarga ini kemudian menjadi pembuat coklat terbesar di dunia.

Dari penemuan Dairy Milk hingga pengambilalihan kontroversial oleh Makanan Terbesar di Amerika, kita melihat kembali 11 tonggak sejarah dalam sejarah perusahaan tersebut.

1824: Awal yang sederhana untuk toko Cadbury yang pertama

Membuka pintunya di Bull Street di pusat kota Birmingham, gerai pertama John Cadbury berada di sebelah toko gorden yang dikelola oleh saudaranya Richard Tapper Cadbury.

Pada saat itu, coklat hanya dikonsumsi sebagai minuman, yang dibuat oleh John dengan alu dan lesung. Minuman ini menjadi hit di kalangan orang Georgia yang memiliki mobilitas tinggi, yang melihatnya sebagai tanda status.

Bisnis Cadbury berkembang, dengan John membuka gudang pada tahun 1831 dan meningkatkan produksi dengan pabrik baru pada tahun 1847. Namun putranya, Richard dan George,lah yang membuat nama Cadbury terkenal di seluruh dunia.

1861: Saudara laki-laki yang ambisius mengambil alih bisnis keluarga yang gagal

Cadbury bersaudara mengambil alih bisnis yang sedang sakit dari ayah mereka John, dengan George dikutip mengatakan "jika bisnis tersebut menghasilkan keuntungan seribu pound setahun, saya akan pensiun sebagai orang yang bahagia".

Nasib saudara-saudara berbalik setelah membeli alat pemeras kakao van Houten yang inovatif dari Belanda, yang memeras mentega kakao dari biji kakao, sehingga meningkatkan rasa dan teksturnya.

Pabrikan lain pada saat itu memproduksi coklat mereka dengan lemak hewani, timah merah, dan bahkan debu batu bata. Peningkatan produk Cadbury membalikkan nasib perusahaan, melampaui pabriknya di Bridge Street, dan membuat saudara-saudaranya mencari tempat baru yang jauh dari kondisi kotor dan kumuh di pusat kota.

1879: Bournville, pabrik di taman 

Cadbury bersaudara, kaum Quaker yang tegas, menginginkan lokasi industri yang berbeda, tempat para pekerja dapat hidup sehat di samping pabrik.

Birmingham sedang mengalami ledakan ekonomi pada tahun 1870-an, dengan wali kota perintis Joseph Chamberlain menghilangkan sejumlah daerah kumuh untuk membangun boulevard Corporation Street, Council House, serta Museum dan Galeri Seni yang terinspirasi dari Paris.

Namun saudara-saudara melihat ke luar pusat kota untuk mewujudkan visi mereka. Mereka membeli 14,5 hektar tanah empat mil ke selatan di tempat yang dulu bernama Worcestershire. Sungai Bourn melewatinya, dengan Kanal Worcester dan jalur kereta api di sampingnya.

Mereka menamakan daerah tersebut Bournville, memberinya nama yang terdengar Perancis sebagai "taktik pemasaran", karena coklat Perancis mempunyai reputasi terbaik pada saat itu.

Kereta api pertama yang terdiri dari 230 pekerja tiba pada bulan September 1879. Cadbury bersaudara membeli sisa perkebunan pada tahun 1893, memprioritaskan rumah untuk beberapa pekerja, dan banyak ruang hijau.

Pabrik Bournville akan menjadi produsen kakao terbesar di dunia, yang mempekerjakan hingga 15.000 orang pada puncaknya.

Desa taman yang mengelilinginya dipandang sebagai cara baru yang inovatif untuk menampung kelas pekerja. Namun, sejalan dengan cita-cita Quaker Cadbury, tidak ada pub, dan tidak ada alkohol yang dijual di mana pun di Bournville hingga hari ini.

1900: Kepercayaan untuk menjaga masa depan Bournville

Dengan berkembangnya bisnis, George Cadbury ingin melestarikan Bournville untuk generasi mendatang. Ia mendirikan Bournville Village Trust sebagai organisasi amal, dan memastikan kawasan tersebut memiliki tempat atau ibadah, ruang terbuka, fasilitas olahraga, gedung komunitas, dan sekolah.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.