Konflik antara Israel dan Iran semakin memanas, menandai eskalasi ketegangan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Hubungan yang buruk ini semakin memburuk setelah serangan rudal Israel ke Teheran, yang menewaskan sejumlah tokoh penting Iran, termasuk ilmuwan nuklir yang dianggap sebagai tokoh kunci dalam program nuklir Iran. Tindakan ini mendorong Iran untuk memberikan respons yang tegas, meluncurkan sekitar 100 rudal dan drone ke wilayah Israel dalam upaya membalas serangan tersebut.
Serangan dan balasan ini tidak hanya berdampak pada kondisi di wilayah tersebut, tetapi juga menciptakan ancaman baru bagi fasilitas strategis yang vital bagi kedua negara. Terbaru, Israel telah menyerang depot minyak di Teheran dan kilang di Isfahan, yang merupakan bagian dari upaya untuk melemahkan kemampuan ekonomi dan pertahanan Iran. Meskipun situasi di lapangan tampak genting, Iran mengklaim bahwa keadaan masih terkendali dan operasional kilang minyak serta fasilitas lainnya tetap berjalan dengan baik.
Israel, di sisi lain, berfokus pada strategi untuk menghancurkan infrastruktur yang mendukung program nuklir Iran serta pabrik-pabrik yang memproduksi senjata untuk serangan berikutnya. Depot minyak yang menjadi sasaran telah memengaruhi rantai pasokan energi Iran, yang sangat bergantung pada hasil produksi kilang minyak. Serangan mencolok ini menunjukkan bahwa setiap anggota di konflik ini berusaha menjaga kekuatan dan pengaruhnya di kawasan tersebut.