Sepeda tua itu bukan sekadar kenangan ayahnya. Di tangan Andrea Hirata, penulis terkenal Indonesia yang dikenal luas berkat novel fenomenalnya "Laskar Pelangi", sepeda tersebut menjelma menjadi kendaraan untuk menyelamatkan bahasa Belitung yang nyaris hilang. Bahasa daerah yang kaya akan budaya dan nilai-nilai lokal ini kini terancam punah akibat modernisasi dan pengaruh global.
Andrea Hirata, yang lahir dan dibesarkan di Belitung, memiliki kedekatan emosional yang mendalam dengan bahasa daerahnya. Dengan sepeda tua yang sudah berkarat dan penuh cerita, ia berkeliling kampung, mengetuk pintu-pintu sekolah demi satu tujuan mulia: menghidupkan kembali bahasa Belitung. Melalui ketekunan dan ketulusan, ia ingin membangkitkan kesadaran generasi muda akan pentingnya mempertahankan warisan budaya ini.
Bahasa Belitung, seperti banyak bahasa daerah lainnya di Indonesia, menghadapi tantangan signifikan. Di tengah derasnya arus informasi dan perkembangan teknologi, banyak generasi muda yang lebih nyaman menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa internasional seperti Inggris dalam kesehariannya. Bahasa Belitung sering kali ditertawakan atau dianggap sebagai bahasa yang tidak penting. Hal ini membuat keberadaannya semakin terpinggirkan.