Origami atau seni melipat kertas telah menjadi bagian penting dari kebudayaan Jepang sejak berabad-abad yang lalu. Seni ini tidak hanya memperlihatkan keahlian seseorang dalam melipat kertas, tetapi juga memiliki makna filosofis dan spiritual yang mendalam. Sebagai hasilnya, origami telah menjadi sebuah seni yang dihargai di seluruh dunia, dengan perkembangannya yang terus berlanjut dari masa ke masa.
Sejarah Origami
Secara harfiah, istilah "origami" berasal dari bahasa Jepang, yang terdiri dari dua kata, yaitu "ori" yang berarti melipat, dan "kami" yang berarti kertas. Sejarah origami dapat ditelusuri kembali ke abad ke-6 di Jepang ketika kertas pertama kali diperkenalkan ke negara tersebut oleh para biksu Buddha. Pada awalnya, kertas digunakan untuk keperluan keagamaan dan upacara sakral. Namun, seiring berjalannya waktu, seni melipat kertas ini mulai berkembang dan diperluas ke berbagai jenis bentuk dan bentuk hewan.
Pada abad ke-17, origami mulai menjadi sebuah seni populer di kalangan masyarakat Jepang. Pendeta Buddhisme sering kali menggunakan origami sebagai alat untuk mengajarkan matematika dan geometri kepada murid-murid mereka. Pada masa itu, origami juga dianggap sebagai simbol spiritual yang mewakili kesederhanaan, kerendahan hati, dan keseimbangan.