Dalam konteks hubungan interpersonal, kemampuan membaca pikiran dapat membawa kedekatan yang belum pernah ada sebelumnya. Pasangan yang saling memahami pikiran satu sama lain bisa saja menciptakan ikatan yang lebih dalam. Namun, sekali lagi, ada risiko bahwa kerapatan ini dapat meleburkan batasan pribadi yang sehat, membuat individu merasa terjebak dalam hubungan yang tidak sehat.
Dari perspektif teknologi, perkembangan semacam ini juga memunculkan pertanyaan tentang bagaimana etika teknologi seharusnya diatur. Dengan kemajuan teknologi yang cepat, akan sangat penting untuk berdiskusi tentang batasan dan implikasi dari kemampuan untuk membaca pikiran, serta dampaknya bagi masyarakat secara keseluruhan. Tindakan preventif dalam memikirkan etika teknologi ini bisa begitu penting mengingat potensi kebaikan dan keburukan dari kemampuan luar biasa ini.