Pengiriman durian ke China dilakukan sebelum 10 Januari 2025 untuk memenuhi kebutuhan pasar selama perayaan Tahun Baru Imlek. Imlek merupakan momen penting bagi masyarakat Tionghoa, di mana buah-buahan seperti durian menjadi salah satu hidangan yang sering disajikan dalam acara keluarga.
Namun, insiden ini justru merusak rencana pemasok Thailand untuk mendapatkan keuntungan besar dari permintaan musiman tersebut. Sebagai salah satu produsen durian terbesar di dunia, Thailand biasanya mengirim ribuan ton durian ke China setiap tahunnya.
- Thailand Terpaksa Mengembalikan Durian
Setelah penolakan tersebut, seluruh kontainer durian dikembalikan ke Thailand. Proses pengembalian ini menjadi beban tambahan bagi eksportir karena mereka harus menanggung biaya pengiriman ulang sekaligus mencari solusi untuk mengolah durian yang sudah ditolak.
Kementerian Perdagangan Thailand menyampaikan keprihatinan atas insiden ini dan berjanji akan melakukan penyelidikan mendalam untuk menemukan pihak yang bertanggung jawab. "Kami tidak akan menoleransi praktik-praktik yang merugikan reputasi durian Thailand di pasar internasional," ujar salah satu pejabat terkait.
- Pukulan bagi Industri Durian Thailand
Penolakan ini menjadi salah satu tantangan besar bagi industri durian Thailand yang selama ini menikmati reputasi tinggi di pasar internasional, khususnya di China. Dengan insiden ini, kepercayaan konsumen terhadap durian Thailand berpotensi menurun.
Thailand dikenal sebagai eksportir utama durian ke berbagai negara, dengan China sebagai pasar utamanya. Namun, dengan adanya kasus seperti ini, pemerintah dan pelaku industri perlu bekerja lebih keras untuk memulihkan citra produk mereka.