Asteroid yang dahulu memusnahkan dinosaurus mungkin justru membawa kehidupan di Mars dan bulan milik Jupiter. Para peneliti AS menyatakan kesimpulan tersebut berdasarkan penghitungan banyaknya batuan Bumi yang dibawa asteroid dalam 3,5 miliar tahun terakhir. Mereka memperkirakan jumlah bebatuan tersebut cukup untuk sekadar menampung kehidupan di sana.
Mereka menemukan bahwa batu yang mampu membawa kehidupan ke semua permukaan planet di tata surya dan Jupiter mungkin berasal dari Bumi dan Mars. Berkat kemajuan teknologi komputer, astronom sekarang dapat menyimulasikan perjalanan di sekitar tata surya. Peneliti memperkirakan batu yang terlempar lebih dari 3 meter dari Bumi memiliki dampak besar. Tiga meter adalah jarak minimal yang diperlukan untuk melindungi mikroba dari radiasi matahari. Para peneliti kemudian memetakan kemungkinan nasib batu tersebut bisa jadi hanya terapung di sekitar orbit Bumi lalu perlahan-lahan ditarik, bisa ditarik ke Matahari, atau malah dikeluarkan dari tata surya.
Sejumlah kecil bebatuan itu mencapai tempat lain atau ke planet asing yang berpotensi menerima kehidupan. Sekitar enam batuan berhasil mencapai Eropa, bahkan sampai ke Jupiter yang lautannya masih dibalut kerak es. Dengan metode lama, diperkirakan sejumlah organisme mampu berenang di sekitar lautan Eropa. Sebagian besar lainnya atau sekitar 360 ribu batu besar sampai ke Mars.
Dampak asteroid yang paling terkenal ialah batu meteor yang jatuh di Meksiko sekitar 66 juta tahun lalu. Pada saat itu benda angkasa luar seukuran kota kecil bertabrakan dengan Bumi. Tumbukan itu menyebabkan kepunahan dinosaurus, memicu letusan gunung berapi, dan kebakaran hutan, sehingga Bumi diselimuti asap dan debu. Pada peristiwa itu, sekitar 70 juta kg batu tersembur ke angkasa, 20 kg di antaranya mencapai Eropa. Tidak tertutup kemungkinan semburan itu ada yang sampai ke angkasa luar hingga mencapai Jupiter atau Mars. Sebuah batu berukuran cukup besar diperkirakan memiliki peluang lebih dari 50:50 untuk menopang kehidupan.
