Tampang.com | Perkembangan kecerdasan buatan (AI) telah membuka banyak peluang, tapi juga membawa risiko serius dalam ekosistem informasi. Di Indonesia, konten hoaks kini bukan hanya disebar lewat tulisan sensasional, tapi juga melalui video deepfake, suara palsu, hingga gambar yang dimanipulasi dengan sangat meyakinkan. Apakah masyarakat kita sudah cukup siap membedakan mana yang nyata dan mana yang palsu?
AI Digunakan untuk Manipulasi Fakta
Dengan teknologi deep learning, siapa pun kini bisa membuat video seseorang berbicara tanpa pernah mengucapkan kata-kata itu. Bahkan, wajah tokoh publik bisa dimanipulasi sedemikian rupa hingga tampak seperti pernyataan asli. Ini menimbulkan tantangan besar bagi jurnalisme, keamanan digital, dan kepercayaan publik.
“Dalam satu klik, orang bisa membuat video Presiden atau tokoh agama menyampaikan pernyataan palsu. Dampaknya bisa sangat besar, terutama menjelang tahun politik,” kata Rizal Arifin, pakar media digital dari Universitas Indonesia.